Alumi Teknik Arsitek ITS Surabaya Mencalonkan Menjadi Caleg Jawa Timur
Calon
Anggota DPR-RI periode 2014-2019
Partai:
HANURA No Urut 2
Pendidikan :
1987SDN
PUCANG JAJAR
1990 SMPN NEGERI VI
1993 SMAN NEGERI IX
1999 S1 JURUSAN ARSITEKTUR ITS SURABAYA
KURSUS
PELATIHAN KADER UTAMA DPP HANURA
PELATIHAN SUSTAINABLE MARKETING, MARK PLUS
CAPACITY BUILDING NDI
SERTIFIKAT 4 PILAT IWAPI PUSAT
1990 SMPN NEGERI VI
1993 SMAN NEGERI IX
1999 S1 JURUSAN ARSITEKTUR ITS SURABAYA
KURSUS
PELATIHAN KADER UTAMA DPP HANURA
PELATIHAN SUSTAINABLE MARKETING, MARK PLUS
CAPACITY BUILDING NDI
SERTIFIKAT 4 PILAT IWAPI PUSAT
Prestasi :
Riwayat Organisasi :
2012-2015
KETUA BIDANG PEMBERDAYAAN CABANG BPD GAPENSI
2012-2017 KETUA IKATAN WANITA PENGUSAHA INDONESIA
2007-2011 WAKIL SEKJEN PENGURUS PUSAT IKA ITS
2012-2015 KETUA GERAKAN MUDA HANURA JATIM
2010-2015 WAKIL KETUA DPD HANURA JATIM
2012-2017 KETUA IKATAN WANITA PENGUSAHA INDONESIA
2007-2011 WAKIL SEKJEN PENGURUS PUSAT IKA ITS
2012-2015 KETUA GERAKAN MUDA HANURA JATIM
2010-2015 WAKIL KETUA DPD HANURA JATIM
Garis Tengah
Sesuai Nuraninya
Sapujagat News 13 Mar 2014 :
Sejak Kecil,
Reni Widya terbiasa diajak bermain diantara kertas dan pensil sketsa
milik sang ayah, yang kebetulan seorang kontraktor. Sementara sang ibu dengan
sebuah salon kecantikan mengajarkannya, tentang membawakan diri dengan cara
yang anggun. Namun, tetap menampilkan sosok kuat seorang wanita.
Kebiasaan
itu dibawanya hingga duduk di bangku SMA dan kuliah. Darah wirausaha yang
mengalir di nadinya membuat perempuan kelahiran 6 Februari 1975 ini, selalu
punya ide usaha tentang apa saja. Mulai dari menjual kambing kurban menjelang
Idul Adha, alat tulis atau kertas gambar A3 untuk mendesain atau sekedar
menyiapkan ATK sederhana bagi teman sekampus, adalah sesuatu yang selalu
dilakukannya sejak semester awal.
Bahkan, saat
negara sedang dilanda kelangkaan kertas A4, Reni malah dipercaya sebuah pabrik
pembuat kertas untuk mensuplai kertas A4 sebanyak 100 rim perharinya. “Saat
mendapat dropping kertas dari pabrik langsung, saya buat jaringan pemasaran
kertas dengan melibatkan tukang parkir kampus, hitung-hitung berbagi
penghasilan dengan mereka,” kenang alumnus Teknik Arsitek ITS Surabaya ini.
Kendati sang
bunda menekuni bisnis kecantikan, tapi Reny lebih tertarik pada dunia
konstruksi. Bagi perempuan bernama lengkap Reny Widya Lestari ini, dunia
konstruksi lebih menarik hatinya. Sebab disinilah dirinya bisa mencipatakn
sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada. Ketertarikannya itu didorong oleh
pencapaian beberapa karya sang ayah, yang saat itu bertanggung jawab terhadap
pembangunan beberapa bangunan di lingkungan ITS.
Disamping
memperdalam dunia konstruksi lewat studinya, Reny juga mengalami beberapa
pengkaderan organisasi kemahasiswaan, baik garis kiri maupun kanan. Namun
seiring waktu, dia menemukan, bahwa garis tengahlah yang paling sesuai dengan
hati nuraninya.
Terpilihlah
gadis ayu ini menjadi Senator Mahasiswa termuda di angkatannya, sebagai Komisi
Pendidikan di tahun 1994-1995. Pengalaman berproses dari seorang hedonis saat
masih menjadi pelajar abu-abu menjadi seorang aktifis, mengajarkan banyak hal
bagi putri pasangan H. Kusno Herwanto dan Hj. Dartik Herwati ini.
Baginya,
menjadi seorang mahasiswa bukanlah harus berkutat dengan buku-buku tebal atau
tugas dari dosen namun juga perlu untuk mengikuti organisasi agar dapat merubah
pola piker dan lebih peka menyuarakan permasalahan masyarakat, menjadi seorang
Agent of Change (agen perubahan).
Masih segar
diingatannya, bagaimana dirinya bersama teman sesama mahasiswa yang lain
berpartisipasi dalam demonstarasi massa untuk memprotes rezim kekuasaan kala
itu. Berlari sana sini untuk mengumpulkan sumbangan nasi bungkus bagi
teman-teman yang berdemo di gedung Negara dan jalan-jalan protokol Surabaya
kala itu. Namun, usahanya bersama teman-teman mahasiswa yang lain berbuah
hasil, rezim orde baru berhasil digulingkan oleh pergerakan mahasiswa nasional
kala itu.
“Masalah
masyarakat kita bukanlah makin sederhana, namun sebaliknya, permasalahan social
yang terjadi sekarang makin komplek. Bila dulu kami hanya berhadapan dengan
kekuatan rezim, sekarang, musuh yang lebih halus seperti liberalisme,
konsumerisme bahkan pornografi mewarnai keseharian hidup masyarakat,” tuturnya
prihatin melihat bahwa mahasiswa sekarang kurang memiliki waktu untuk duduk
merenung dan merencanakan mau kemana arah bangsa 15-20 tahun kedepan.
Panggilan
hati sebagai wirausaha terus menyeret Reny untuk kembali ke dunia usaha. Tahun
1996, saat dirinya masih duduk di bankku kuliah, sang ayah telah lebih dulu
membuatkan badan usaha berbentuk CV untuknya.
Mulailah
Reny mencari proyek bersama teman sesame mahasiswa teknik ITS. Trial and error
banyak dialami oleh wanita berjilbab ini di awal dirinya menapaki dunia usaha
professional bersama teman-temannya sebagi desainer interior. Namun kerugian
yang dialaminya merupakan pengalaman tak ternilai untuk memulai pendirian PT.
Atrium Widya Graha pada 2003.
Perusahaannya
yang bergerak dibidang konsultan pembangunan dengan beberapa anak usaha di
bidang arsitektur, interior, landscape, management dan HRD ini sudah menelorkan
banyak karya besar seperti interior lapangan udara Juanda, Gerbang tol
Waru-Juanda yang berjumlah 6 gerbang , Gedung Citra Marga Surabaya, Masjid
Kanwil Pajak Malang dan Surabaya adalah beberapa hasil tangan dingin Reny di
bidang desain dan konstruksi. Kini, perusahaan miliknya berfokus dalam
penciptaan gedung perkantoran dengan 15 dan 7 lantai.
Suasana pemilu di
Sidoarjo, jawa timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar