Senin, 17 Maret 2014

tugas kelas artikel ARSITEKTUR KLASIK

 
 
ARTIKEL ARSITEKTUR KLASIK
 
I. Arsitektur Klasik

A. Arsitektur Yunani
- Budaya: polis, filosofis, demokratis
- Nilai: rasionalisme
- Preseden: megaron (rumah vernakular Yunani)
- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat
-  Unit: stoa (kolom)
- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki; struktur: post linthel; tipologi: agora (public space), bouleuterion (balai dewan), gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium  (kantor walikota), pantheon (kuil), stadion, & teather
- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat, spiritualis, institusi kemasyarakatan

Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku, kemudia suku-suku tersebut  mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis terkenal seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu
 
Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban Yunani dahulu 

Gambar reruntuhan agora di Athena

Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani sudah lumrah dalam membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, & seni dalam obrolannya sehari-hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki kepercayaan pagan politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon (dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).

Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang terbuat dari kayu dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Megaron inilah yang kemudian menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional Yunani (baik itu berupa tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll.) Partheon (kuil paganism Yunani) adalah salah satu contoh arsitektur tradisional Yunani yang nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih digunakan hingga kini.


Gambar megaron, Yunani
 
Gambar Athens Parthenon, Yunani

Gambar denah megaron dan Athens Parthenon
Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah  agora (public space, selasar tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan) gymnasium (sekolah), pastanium  (kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa (kolom) merupakan elemen arsitektural estetis  yang ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order. 
 Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel
 Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani
 Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)

Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan menggunakan perangkat yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan lagi semata keyakinan. Yakni kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada persepsi dan interpertasi manusia, dan kebenaran hanya dapat diperoleh dengan cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan menguji. Beberapa filusuf yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates, dll.



Gambar Plato dan Aristoteles, filusuf terkenal Yunani
Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesempurnaan, suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masyarakat Yunani, sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:

- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan kesempurnaan manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal (kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang sempurna



 Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap pertimbangan desainnya
Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi mata untuk memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat dari depan, hal ini menunjukan hebatnya rasio peradaban ini
Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani

Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradisional Yunani lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pembangunan dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat.

B. Arsitektur Romawi

- Budaya: imperium, etruska, nasionalis
- Nilai: helenisme
- Preseden: arsitektur yunani
- Contoh: Rome Pantheon, Italia; Maison Carrée, Prancis
- Warisan: kanonik: roman order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki; tipologi: rumah, pantheon (kuil), benteng, aquaduct, kuil, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat); struktur: arch, vault, dome; material: batu bata
- Keprofesian: sedikit, bersifat insinyur, arsitek terkenal Marcus Vitruvius Pollio

Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani akan jatuh dan menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak Romawi dengan semangat helenismenya dalam menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska (negara multietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotik.

Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerintahannya, kepercayaannya, bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium dengan bentang yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memilki kepercayaan resmi pagan politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani (dewa langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi Pluto, meski kedepannya berubah menjadi Kristen iman Paulus.

Helenisme, semangat patriotik masyarakat Romawi disebarluaskan dengan meluasnya daerah imperium dan dari pristiwa itulah nilai-nilai klasik Yunani yang kemudian diadaptasi menjadi nilai klasik Romawi tersebar di semenangjung Eropa Barat, dataran Afrika Utara, hingga padang Arab dan Persia, membentuk sebuah budaya metropolis,  adikuasa, serta mutahir dalam segi teknologi.

Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka.


Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom, menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu

Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat).

 Gambar Rome Pantheon, Italia
Gambar Maison Carrée, Prancis

 Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan dari denah parthenon Yunani

Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam budayanya bath (pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi masyarakat Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan roman order (dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA yang berbeda).

 Gambar Caracalla Bath, Romawi
Gambar Priene Bouleuterion, Italia
Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)
Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (lengkungan), vault (kolong ruang), dan dome (kubah)
Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir seluruhnya anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum adanya profesi arsitek. Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya Marcus Vitruvius Pollio, seorang insinyur militer dan penulis buku Ten Books of Architecture yang banyak membahas teori arsitektur secara lengkap termasuk dalam segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak arsitek ini kedepannya menjadi definisi arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas (kegunaan), dan firmitas (kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah keilmuan dan keprofesian arsitektur seperti saat ini.

Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture

Tidak ada komentar:

Posting Komentar