Kamis, 10 April 2014

Asitektur dan Pemilu




Alumi Teknik Arsitek ITS Surabaya Mencalonkan Menjadi Caleg Jawa Timur
Reny Widya Lestari
Calon Anggota DPR-RI periode 2014-2019
Dapil Jawa Timur I ... (meliputi Kab. Sidoarjo, dan Kota Surabaya)
Partai: HANURA No Urut 2

Pendidikan :

1987SDN PUCANG JAJAR
1990 SMPN NEGERI VI
1993 SMAN NEGERI IX
1999 S1 JURUSAN ARSITEKTUR ITS SURABAYA

KURSUS
PELATIHAN KADER UTAMA DPP HANURA
PELATIHAN SUSTAINABLE MARKETING, MARK PLUS
CAPACITY BUILDING NDI
 
SERTIFIKAT 4 PILAT IWAPI PUSAT

Prestasi :

Riwayat Organisasi :

2012-2015 KETUA BIDANG PEMBERDAYAAN CABANG BPD GAPENSI
2012-2017 KETUA IKATAN WANITA PENGUSAHA INDONESIA
2007-2011 WAKIL SEKJEN PENGURUS PUSAT IKA ITS
2012-2015 KETUA GERAKAN MUDA HANURA JATIM
2010-2015 WAKIL KETUA DPD HANURA JATIM


Garis Tengah Sesuai Nuraninya
Sapujagat News 13 Mar 2014 :
Sejak Kecil, Reni Widya terbiasa diajak bermain diantara kertas dan pensil sketsa milik sang ayah, yang kebetulan seorang kontraktor. Sementara sang ibu dengan sebuah salon kecantikan mengajarkannya, tentang membawakan diri dengan cara yang anggun. Namun, tetap menampilkan sosok kuat seorang wanita.
Kebiasaan itu dibawanya hingga duduk di bangku SMA dan kuliah. Darah wirausaha yang mengalir di nadinya membuat perempuan kelahiran 6 Februari 1975 ini, selalu punya ide usaha tentang apa saja. Mulai dari menjual kambing kurban menjelang Idul Adha, alat tulis atau kertas gambar A3 untuk mendesain atau sekedar menyiapkan ATK sederhana bagi teman sekampus, adalah sesuatu yang selalu dilakukannya sejak semester awal.
Bahkan, saat negara sedang dilanda kelangkaan kertas A4, Reni malah dipercaya sebuah pabrik pembuat kertas untuk mensuplai kertas A4 sebanyak 100 rim perharinya. “Saat mendapat dropping kertas dari pabrik langsung, saya buat jaringan pemasaran kertas dengan melibatkan tukang parkir kampus, hitung-hitung berbagi penghasilan dengan mereka,” kenang alumnus Teknik Arsitek ITS Surabaya ini.
Kendati sang bunda menekuni bisnis kecantikan, tapi Reny lebih tertarik pada dunia konstruksi. Bagi perempuan bernama lengkap Reny Widya Lestari ini, dunia konstruksi lebih menarik hatinya. Sebab disinilah dirinya bisa mencipatakn sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada. Ketertarikannya itu didorong oleh pencapaian beberapa karya sang ayah, yang saat itu bertanggung jawab terhadap pembangunan beberapa bangunan di lingkungan ITS.
Disamping memperdalam dunia konstruksi lewat studinya, Reny juga mengalami beberapa pengkaderan organisasi kemahasiswaan, baik garis kiri maupun kanan. Namun seiring waktu, dia menemukan, bahwa garis tengahlah yang paling sesuai dengan hati nuraninya.
Terpilihlah gadis ayu ini menjadi Senator Mahasiswa termuda di angkatannya, sebagai Komisi Pendidikan di tahun 1994-1995. Pengalaman berproses dari seorang hedonis saat masih menjadi pelajar abu-abu menjadi seorang aktifis, mengajarkan banyak hal bagi putri pasangan H. Kusno Herwanto dan Hj. Dartik Herwati ini.
Baginya, menjadi seorang mahasiswa bukanlah harus berkutat dengan buku-buku tebal atau tugas dari dosen namun juga perlu untuk mengikuti organisasi agar dapat merubah pola piker dan lebih peka menyuarakan permasalahan masyarakat, menjadi seorang Agent of Change (agen perubahan).
Masih segar diingatannya, bagaimana dirinya bersama teman sesama mahasiswa yang lain berpartisipasi dalam demonstarasi massa untuk memprotes rezim kekuasaan kala itu. Berlari sana sini untuk mengumpulkan sumbangan nasi bungkus bagi teman-teman yang berdemo di gedung Negara dan jalan-jalan protokol Surabaya kala itu. Namun, usahanya bersama teman-teman mahasiswa yang lain berbuah hasil, rezim orde baru berhasil digulingkan oleh pergerakan mahasiswa nasional kala itu.
“Masalah masyarakat kita bukanlah makin sederhana, namun sebaliknya, permasalahan social yang terjadi sekarang makin komplek. Bila dulu kami hanya berhadapan dengan kekuatan rezim, sekarang, musuh yang lebih halus seperti liberalisme, konsumerisme bahkan pornografi mewarnai keseharian hidup masyarakat,” tuturnya prihatin melihat bahwa mahasiswa sekarang kurang memiliki waktu untuk duduk merenung dan merencanakan mau kemana arah bangsa 15-20 tahun kedepan.
Panggilan hati sebagai wirausaha terus menyeret Reny untuk kembali ke dunia usaha. Tahun 1996, saat dirinya masih duduk di bankku kuliah, sang ayah telah lebih dulu membuatkan badan usaha berbentuk CV untuknya.
Mulailah Reny mencari proyek bersama teman sesame mahasiswa teknik ITS. Trial and error banyak dialami oleh wanita berjilbab ini di awal dirinya menapaki dunia usaha professional bersama teman-temannya sebagi desainer interior. Namun kerugian yang dialaminya merupakan pengalaman tak ternilai untuk memulai pendirian PT. Atrium Widya Graha pada 2003.
Perusahaannya yang bergerak dibidang konsultan pembangunan dengan beberapa anak usaha di bidang arsitektur, interior, landscape, management dan HRD ini sudah menelorkan banyak karya besar seperti interior lapangan udara Juanda, Gerbang tol Waru-Juanda yang berjumlah 6 gerbang , Gedung Citra Marga Surabaya, Masjid Kanwil Pajak Malang dan Surabaya adalah beberapa hasil tangan dingin Reny di bidang desain dan konstruksi. Kini, perusahaan miliknya berfokus dalam penciptaan gedung perkantoran dengan 15 dan 7 lantai.














































Suasana pemilu di Sidoarjo, jawa timur

Senin, 17 Maret 2014

tugas kelas artikel ARSITEKTUR KLASIK

 
 
ARTIKEL ARSITEKTUR KLASIK
 
I. Arsitektur Klasik

A. Arsitektur Yunani
- Budaya: polis, filosofis, demokratis
- Nilai: rasionalisme
- Preseden: megaron (rumah vernakular Yunani)
- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat
-  Unit: stoa (kolom)
- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki; struktur: post linthel; tipologi: agora (public space), bouleuterion (balai dewan), gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium  (kantor walikota), pantheon (kuil), stadion, & teather
- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat, spiritualis, institusi kemasyarakatan

Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku, kemudia suku-suku tersebut  mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis terkenal seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu
 
Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban Yunani dahulu 

Gambar reruntuhan agora di Athena

Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani sudah lumrah dalam membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, & seni dalam obrolannya sehari-hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki kepercayaan pagan politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon (dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).

Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang terbuat dari kayu dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Megaron inilah yang kemudian menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional Yunani (baik itu berupa tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll.) Partheon (kuil paganism Yunani) adalah salah satu contoh arsitektur tradisional Yunani yang nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih digunakan hingga kini.


Gambar megaron, Yunani
 
Gambar Athens Parthenon, Yunani

Gambar denah megaron dan Athens Parthenon
Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah  agora (public space, selasar tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan) gymnasium (sekolah), pastanium  (kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-bangunan di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan penemuan struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa (kolom) merupakan elemen arsitektural estetis  yang ditonjolkan sehingga kedepannya di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut dibangun menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order. 
 Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel
 Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani
 Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)

Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan menggunakan perangkat yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan lagi semata keyakinan. Yakni kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada persepsi dan interpertasi manusia, dan kebenaran hanya dapat diperoleh dengan cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan menguji. Beberapa filusuf yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates, dll.



Gambar Plato dan Aristoteles, filusuf terkenal Yunani
Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesempurnaan, suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masyarakat Yunani, sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:

- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, patung, dan arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan kesempurnaan manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen vertikal (kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geometri yang sempurna



 Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap pertimbangan desainnya
Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi mata untuk memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat dari depan, hal ini menunjukan hebatnya rasio peradaban ini
Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani

Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradisional Yunani lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pembangunan dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat.

B. Arsitektur Romawi

- Budaya: imperium, etruska, nasionalis
- Nilai: helenisme
- Preseden: arsitektur yunani
- Contoh: Rome Pantheon, Italia; Maison Carrée, Prancis
- Warisan: kanonik: roman order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki; tipologi: rumah, pantheon (kuil), benteng, aquaduct, kuil, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat); struktur: arch, vault, dome; material: batu bata
- Keprofesian: sedikit, bersifat insinyur, arsitek terkenal Marcus Vitruvius Pollio

Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani akan jatuh dan menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak Romawi dengan semangat helenismenya dalam menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska (negara multietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotik.

Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerintahannya, kepercayaannya, bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium dengan bentang yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memilki kepercayaan resmi pagan politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani (dewa langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi Pluto, meski kedepannya berubah menjadi Kristen iman Paulus.

Helenisme, semangat patriotik masyarakat Romawi disebarluaskan dengan meluasnya daerah imperium dan dari pristiwa itulah nilai-nilai klasik Yunani yang kemudian diadaptasi menjadi nilai klasik Romawi tersebar di semenangjung Eropa Barat, dataran Afrika Utara, hingga padang Arab dan Persia, membentuk sebuah budaya metropolis,  adikuasa, serta mutahir dalam segi teknologi.

Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka.


Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom, menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu

Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi berupa basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi denah lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat).

 Gambar Rome Pantheon, Italia
Gambar Maison Carrée, Prancis

 Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan dari denah parthenon Yunani

Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam budayanya bath (pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora bagi masyarakat Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik Romawi mengembangkan roman order (dari greek order), tipologi baru berupa parthenon (partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani namun bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA yang berbeda).

 Gambar Caracalla Bath, Romawi
Gambar Priene Bouleuterion, Italia
Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)
Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (lengkungan), vault (kolong ruang), dan dome (kubah)
Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir seluruhnya anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum adanya profesi arsitek. Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya Marcus Vitruvius Pollio, seorang insinyur militer dan penulis buku Ten Books of Architecture yang banyak membahas teori arsitektur secara lengkap termasuk dalam segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak arsitek ini kedepannya menjadi definisi arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas (kegunaan), dan firmitas (kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah keilmuan dan keprofesian arsitektur seperti saat ini.

Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture

judul posting 1 Panji risqi

   posting 1 Panji risqi posting 1 Panji risqi posting 1 Panji posting 1 Panji risqi risqi posting 1 Panji risqiposting 1 Panji risqi posting 1 Panji risqi posting 1 Panji posting 1 Panji risqi risqi posting 1 Panji risqiposting 1 Panji risqi posting 1 Panji risqi posting 1 Panji posting 1 Panji risqi risqi posting 1 Panji risqiposting 1 Panji risqi posting 1 Panji risqi posting 1 Panji posting 1 Panji risqi risqi posting 1 Panji risqiposting 1 Panji risqi posting 1 Panji risqi posting 1 Panji posting 1 Panji risqi risqi posting 1 Panji risqiposting 1 Panji risqi posting 1 Panji risqi posting 1 Panji posting 1 Panji risqi risqi posting 1 Panji risqi